Rabu, 11 Maret 2009

PENYELESAIAN KOMPLIK

Baca dengan tenang untuk di hayati

Setiap orang di antara kita memiliki kemampuan intelektual, spiritual, emosional, dan kreativitas untuk melakukan hal-hal yang kita impikan. Kita hanya perlu menyadari segala yang kita miliki dan medefinisikan kembali siapa diri kita dan menggunakannya untuk diri kita

Seringkali hal yang menghambat kita dalam mengenali potensi dan kemampuan kita adalah sikap kita terhadap diri sendiri.

Kita mudah melihat kelebihan orang lain, namun keberatan untuk melihat kelebihan dalam diri kita.

Mengapa kita senang memuji keberhasilan orang lain, namun sulit untuk mengakui keberhasilan sendiri ?

Bagaimana kita memandang diri sendiri adalah masalah PILIHAN, bukan keadaan !

PENDAHULUAN

Pasti menyenangkan sekali seandainya kita tidak pernah terpaksa mengalami konflik. Jika orang dapat menyelesaikan perselisihan mereka secara damai dan niat baik, mereka dapat saling berbantah, berbagai perbedaan pendapat dan nilai, berbagi hadiah yang langka satu dengan yang lain, dan tidak pernah berkelahi untuk memperebutkan apa pun. Pasti menyenangkan sekali, tetapi kemungkinannya kecil sekali ( mustahil ).

Kita semua harus berhadapan dengan pergumulan kita sendiri, kadang tidak untuk apa pun yang lebih mengguncangkan daripada seberapa besar ruang yang harus dimiiki seorang karyawan di dalam sebuah kantor atau seberapa tinggi dinding ruangan seorang manajer seharusnya. Itu adalah karena konflik di tempat kerja sering berhubungan dengan ketidaksepakatan tentang kapan, dimana, dan bagaimana pekerjaan harus dilaksanakan dan siapa yang harus melaksanakannya. Konflik-konflik seperti ini menjadi sangat serius ketika melibatkan apa yang harus dikerjakan dan siapa yang harus memperoleh keuntungan dari pekerjaan bersangkutan; konflik-konflik ini biasanya menjadi suatu konflik nilai. Jika kepercayaan atau ide berubah menjadi konflik, itu relative muda diselesaikan karena terutama melibatkan fakta-fakta berbasis pengalaman. Sebaliknya, konflik nilai jauh lebih sulit diatasi.

Lepas dari sifat konfliknya, semua konflik melibatkan perbedaan pendapat, nilai, tujuan, atau keinginan. Namun, tidak semua perselisihan ini menghasilkan,atau pasti menghasilkan, konflik. Apakah perbedaan biasa berubah menjadi konflik atau tidak teratur terutama pada apakah perbedaan diatasi secara kreatif dan dengan cara yang sehat untuk setiap orang.

Tulisan ini akan menunjukkan kepada anda bagaimana menggunakan teknik-teknik konfrontasi yang konstruktif dan teknik-teknik komunikasi yang efektif, serta perencanaan tindakan untuk membantu anda menyelesaikan sebagian besar konflik atau konflik yang potensial di dalam dua jenis situasi :

1. Konflik diantara diri anda dan orang lain.

2. Konflik diantara orang yang bekerja untuk anda atau yang ada di bawah penyeliaan (supervision) anda

Ketidaksepakatan dan Konflik

Ketidaksepakatan dan konflik bukanlah hal yang sama. Walaupun semua konflik melibatkan ketidaksepakatan, tidak semua ketidaksepakatan meletus menjadi konflik.

Ketidaksepakatan

Biasanya, ketidaksepakatan adalah sehat. Jika bersifat terbuka dan diselesaikan dengan semangat persahabatan dan kerja sama, ketidaksepakatan membantu orang menyelesaikan perbedaan mereka dan mendorong kretivitas atau inovasi. Jika kebutuhan adalah ibu dari penemuan, maka ketidaksepakatan adalah ayahnya.

Jika anda tidak sepakat dengan seseorang, apa yang sebenarnya ada dibalik masing memandang sesuatu; yaitu, anda tidak setuju tentang fakta di dalam suatu situasi.

Sebuah perselisihan yang lebih serius terjadi ketika anda dan lawan bicara tidak sepakat mengenai nilai-nilai. Ketika anda tidak sepakat tentang yang baik atau buruk, benar atau salah, indah atau buruk, anda membuka sumbat emosi atau perasaan yang dalam. Ketika anda tidak sepakat mengenai persoalan-persoalan ini, anda berbicara tentang ide-ide yang anda simpan dengan sayang.

Singkatnya, ketidaksepakatan atau pertentangan terjadi jika orang mengalami situasi yang sama secara berbeda atau memiliki kepercayaan atau nilai-nilai yang berbeda. Mereka memandang segalanya secara bebeda dan percaya versi yang berbeda dari apa yang disebut fakta yang sama. Ketidaksepakatan seperti ini sering muncul di pengadilan ketika dua saksi mata menyampaikan versi yang berbeda dari apa yang terjadi. Acap kali, bahkan ketika anda dan orang yang lain itu sepakat mengenai fakta-fakta itu secara berbeda atau memiliki perasaan yang berbeda tentangnya.

Walaupun begitu, yang membedakan ketidaksepakatan dengan konflik adalah bagaimana pebedaan ini ditangani, bukan isinya. Ketika anda membicarakan perbedaan-perbedaan anda dengan niat memecahkannya dengan cara yang memuaskan kedua belah pihak, maka itu berarti anda sedang tidak bersepakat. Membicarakan pebedaan dengan cara ini adalah satu langkah menuju pencegahan konflik, dan bukan suatu gejala dari konflik.

Konflik

Konflik, berbeda dengan ketidaksepakan, tidaklah sehat. Konflik biasanya meletus karena ketidaksepakatan tidak terbuka, tidak bersahabat, atau tidak koperatif. Konflik melibatkan ketidaksepakatan tentang apa yang benar, baik, atau indah, tetapi berbeda dengan ketidaksepakatan yang sederhana dalam hal setidaknya satu orang percaya, benar atau keiru, bahwa haknya untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingannya telah disangkal. Apa yang mungkin dimulai sebagai ketidaksepakatan sederhana berubah menjadi “kata-kata perang”.

Dari ketidaksepakatan menjadi konflik

Sebuah ilustrasi bagaimana orang masuk kedalam konflik dan kemudian menanganinya dengan mendramatisasi sebuah situasi actual yang tidak sehat untuk setiap orang.

Dewi dan Rini adalah dua orang juru taksir klaim untuk perusahaan asuransi property dan kecelakaan. Dewi boleh dikatakan sulit di ajak bergaul. Belakangan ini, ia mengalami beberapa masalah pribadi yang tidak mengganggu pekerjaannya – hingga pagi ini. Namun, pertentangan tersebut dimulai dengan apa yang tampaknya merupakan insiden kecil.

Dewi: Rini?

Rini: Ya. Kau baik-baik saja, Dewi?

Dewi: Ya, tetapi aku tidak dapat masuk hari ini. Maukah kau menolongku menyampaikan kepada Joko?

Rini: Apa yang harus kukatakan kepadanya?

Dewi: Karanglah sesuatu yang kreatif, mau kan? Aku bahkan tidak dapat berfikir lurus hari ini.

Rini: Ada apa?

Dewi: Tidak ada apa-apa, sungguh. Cuma salah satu hari buruk bagiku.

Itu Cuma “salah satu hari buruk” bagi Dewi untuk waktu yang cukup lama. Ini adalah ketiga kalinya bulan ini ia tidak “dapat masuk hari ini”. Akan tetapi pada kesempatan yang lain itu, ia sendiri akan mengatakan kepada Joko. Setiap orang menduga dewi mungkin mengalami masalah kecanduan alcohol, tetapi kalau memang benar begitu, ia tidak pernah memperlihatkan di kantor. Namun, ia sudah lumayan sering absent selama enam bulan terakhir, dan ia sering terlambat masuk kantor.

Dewi: Dan tolong tangani berkas Agus dan Rinto untukku, mau’kan? Aku sangat menghargai itu. Aku akan berbicara denganmu nanti. Terima kasih Rini. Kau memang sahabat yang baik. (Sebelum Rini dapat menjawab, Dewi sudah menutup teleponnya).

Dengan jengkel, Rini membanting gagang telepon ke tempatnya.

Rini: Berani-beraninya dia. Pertama ia memintaku berbohong untuknya, lalu ia ingin aku menangani dua tuntutan klaim yang sulit.

Salah satu dari kasus tersebut , Agus, mungkin melibatkan penipuan. Rini memeriksa berkas yang ditumpuk diatas meja kerjanya sendiri.ia hampir tidak melihat permukaan meja di bawah tumpukan arsipnya. Tidak mungkin.

Rini mengulurkan tangannya untuk mengangkat gagang telepon.

Rini: [berpikir]: Aku akan meneleponnya dan mengatakan tidak untuk kedua permintaannya itu, tetapi ……[Ia berpikir kembali] Seandainya Dewi masuk hari ini,ia pasti akan sangat menyusahkan. Kalau aku tidak menolongnya, ia tidak akan berbuat apapun untuk membantuku. Namun, aku tidak bisa berbohong kepada Joko, dan tidak mungkin untuk menangani dua berkas itu hari ini.

Rini tidak berbohong kepda Joko. Ia cuma tidak menceritakan keseluruhan kisahnya.

Rini: Ia Cuma meneleponku dan mengatakan ia tidak dapat masuk hari ini. Tidak, aku tidak tahu ada apa. Berkas Agus dan Rinto? Aku tahu keduanya harus ditutup hari ini. Kukira aku akan menengani keduanya.

Rini mengerjakan semuanya. Ia tinggal sesudah jam kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya sendiri, tetapi ia berhasil menutup berkas yang seharusnya ditangani Dewi tepat waktunya dengan menyerahkan berkas Agus kepada penyelidik luar dan memberitahu orang itu tentang tindakannya. Ia kemudian menyelesaikan klaim Rinto untuk setengah dari apa yang orang itu piker merupakan nilai klaimnya.

Nah, Juru taksir klaim kita ini memang professional dalam menyelesaikan konflik yang potensial dalam hal klaim, tetapi dalam hubungan antarpribadi ia kurang ahli. Akan tetapi, memang tidak terlalu banyak orang dapat menangani orang seperti Rini dengan sangat mudah.

Ketika Ketidaksepakatan Menjadi Konflik

Dewi dan Rini mungkin sepakat tentang fakta dasar – bahwa dewi menelepon Rini untuk meminta Rini mengambil alih tugasnya. Akan tetapi mereka terlibat dalam konflik tidak peduli seberapa besar mereka bersepakat tentang fakta-fakta dasar dan pada kebenarannya atau kesalahan mengenai bagaimana Dewi memperlakukan Rini.

Dewi mengalami apa yang telah terjadi sebagai konflik karena ia percaya bahwa Dewi telah melanggar hak-haknya – haknya untuk tetap diluar hubungan penyelia-karyawan diantara Joko dan Dewi, haknya untuk jujur , haknya untuk menyelesaikan pekerjaan sendiri, haknya untuk mengerjakan hanya pekerjakan yang diberikan kepadanya. Dewi mungkin tidak pernah tahu bagaimana perasaan Rini, tetapi konflik tetap ada. Pertanyaannya adalah, apa yang Rini lakukan mengenai situasi ini.

Ia dapat saja tidak berbuat apapun, tetapi jelas itu akan meninggalkan konflik tanpa terselesaikan. Bagaimana ia memecahkan konflik tersebut? Pertama, ia harus melibatkan Dewi di dalam suatu diskusi mengenai situasinya: konfrontasi yang konstruktif. Kedua, ia harus memastikan bahwa mereka berkomunikasi satu sama lain dengan cara yang memungkinkan mereka berdua mengerti dan mengatasi persoalan di antara mereka. Ketiga, ia harus mengusahakan penyelesaian, dan bukan sekadar membiarkan percakapan tersebut mengakhiri semuanya. Bila dibiarkan, konflik tidak akan pergi begitu saja- konflik menjadi lebih buruk.

Konfrotasi untuk Mendapatkan Dominasi

Strategi ini dicirikan dengan sikap agresif. Acap kali, konfrontasi tersebut berlangsung dengan kemarahan dan kegetiran. Tidak ada masalah yang benar-benar di bahas, dan konfliknya ditekan, bukannya diselesaikan.

Kadang upaya untuk mendominasi merupakan adu kekuatan. Ada penyelia (supervisor)yang merasa bahwa satu-satunya cara untuk berhasil adalah dengan menggunakan konfrontasi untuk mendominasi karyawan untuk menjadi bawahan mereka. Mereka menuntut, argumentative, keras kepala, dan tidak ramah.

Penghindaran

Ketika anda mengambil jarak dari orang lain, anda membiarkan segalanya mendingin sedikit. Anda, melangkah mundur, menarik napas dalam-dalam, dan memperhatikan masalahnya dengan cermat sebelum kembali ke dalam keributan.

Kompromi

Ini adalah strategi anda kalah- saya kalah dimana kedua belah pihak melepaskan sesuatu atau melepaskan suatu kebutuhan, daripada bekerja bersama untuk memenuhi kebutuhan setiap orang. Kedua belah pihak kehilangan sesuatu didalam prosesnya. Selain itu, seperti penghindaran, kompromi menekan konflik, dan bukannya menyelesaikannya. Tak seorang pun mendapatkan apapun dari pendekatan ini.

Konfrontasi Konstruktif

Satu-satunya strategi yang mengangkat semua persoalan ke tempat terbuka sepenuhnya dan memungkinkan anda menghadapinya sepenuhnya adalah konfrontasi konstruktif, yang didefenisikan sebagai konfrontasi untuk memecahkan masalah.

Komunikasi yang Efektif

Balok Pembangun dalam Realitas

  1. Nilai 7. Sikap
  2. Minat 8. Saringan( bias, perasaan, emosi)
  3. Kebutuhan
  4. Riwayat pribadi
  5. Riwayat Budaya
  6. Bahasa

Menyiapkan Suasana

Konfrontasi konstruktif paling efektif jika kondisi itu tepat. Suasana penuh kepercayaan dan kepedulian harus ada. Kondisi bagi pihak-pihak yang sepenuhnya keliru: (1) Hubungan mereka sebelumnya tidak mendorong diskusi jenis ini; (2) lokasinya tidak tepat – terlalu terbuka; (3) pengaturan waktunya keliru – istirahat makan siang selama 45menit tidak memberikan cukup kesempatan untuk mengutarakan perbedaan yang sebenarnya dan mengasainya; (4) agendanya kabur dan mendua arti (“Mari kita bicara”); (5) suasananya penuh dengan tuduhan – apa yang pihak pertama lakukan dan apa yang pihak kedua lakukan.

Hubungan: Dua orang yang hampir tidak saling mengenal perlu membahas persoalan yang memisahkan mereka dengan cara yang berbeda dengan dua orang yang sudah saling mengenal dengan baik. Kepercayaan dan kepedulian tidak ada di dalam sebagian besar hubungan di tempat kerja. Walaupun kita berbicara tentang “mempercayai anda sampai anda membuat saya tidak percaya,” kita biasanya tidak benar-benar mempercayai orang asing atau kenalan baru. Sebagai anak-anak kita di ajarkan untuk tidak mempercayai satu dengan orang lain (“jangan pernah berbicara dengan orang asing”)

Ini tidak berarti bahwa anda tidak dapat menciptakan iklim kepercayaan dan kepedulian, walaupun anda tidak menjadikan semua orang teman anda. Mengambil setiap kesempatan untuk berbicara dengan orang lain dan berbicara lebih daripada sekadar basa basi(“Apa kabar?” “Baik”. “Bagaimana dengan anda?” “Baik”)membutuhkan sedikit usaha dan kesediaan untuk menyingkapkan perasaan dan pikiran anda, tetapi dapat mencegah timbulnya konflik pada mulanya atau menghasilkan suatu suasana dimana konflik dapat diselesaikan.

Bersikap jujur dan tetus terang membuat orang tahu apa yang anda rasakan, apa yang anda sukai dan tidak sukai, apa yang anda hargai dan tidak anda hargai. Membantu orang lain agar lebih berhasil dalam apa yang mereka kerjakan dan menolong ketika seseorang memerlukan bantuan akan mengembangkan keandalan dan kredibilitas anda. Lalu, ketika anda berkata, “Saya ingin bicara tentang perasaan saya mengenai apa yang terjadi kemarin,” orang lain pun akan bersedia mendengarkan, dan mereka mungkin bahkan menaruh perhatian.

Lokasi: Anda dapat mengatasi persoalan yang sulit secara efektif hanya jika anda berada di tempat tertutup. Anda memerlukan ruang rapat atau kantor yang kosong – sebuah tempat dengan pintu yang dapat ditutup untuk menghindari tatapan ingin tahu dari orang lain dan mencegah suara mencapai telinga mereka. Sulit atau bahkan tidak mungkin, untuk membuka diri ketika semua orang mendengar- khususnya jika anda terpaksa berbisik sementara anda sebenarnya ingin membentak.

Pengaturan waktu: anda tidak hanya memerlukan waktu untuk menyelesaikan konflik, anda harus memilih waktu yang tepat dan juga tempat yang tepat.

Menunda percakapan hingga seusai jam kerja atau hingga hari berikutnya juga dapat memberi kesempatan pada mereka. Anda tidak menghindari masalah selama anda memastikan bahwa , ketika anda bertemu, semua isu yang relevan dan penting dihadapi.

Agenda: Untuk memastikan bahwa anda mengemukakan semua isu yang relevan dan penting secara terbuka, anda perlu menetapkan sebuah agenda. Bandingkan “ Mari kita bicara” dengan “Aku ingin berbicara tentang perasaanku mengenai apa yang terjadi kemarin. Karena aku mengalami masalah dalam melakukan apa yang kau minta agar aku kerjakan, aku ingin kita mengusahakan jalan yang wajar untuk menangani situasi yang sama dimasa datang. “ Baiklah, ini memang lebih panjang lebar, tetapi ini merupakan agenda lengkap. Dan itulah yang anda perlukan untuk memecahkan suatu konflik.

Suasana: pikirkanlah tentang tempat kerja anda sendiri. Apa yang dilakukan oleh setiap orang disana untuk menciptakan suasana dimana orang dapat bekerja bersama untuk menyelesaikan perbedaan pendapat sebelum peredaan itu menjadi konflik? Apa yang telah dilakukan oleh setiap orang disana untuk memungkinkan diselesaikannya konflik ketika konflik itu memang timbul? Jika tak seorang pun telah berbuat apapun sepanjang garis ini, anda mungkin menjadi reaktif, dan bukan proaktif, ketika anda mengalami konflik yang potensial. Menunggu agar sesuatu yang buruk terjadi tanpa berbuat apa pun untuk mencegahnya sama juga dengan menunggu kecelakaan yang fatal sebelum memasang tanda lalu lintas di persimpangan jalan yang berbahaya.

Memberikan Umpan Balik

Menempatkan Umpan Balik

Umpan balik memberitahu orang bagaimana perilaku mereka mempengaruhi anda – apa yang dilakukannya dan bagaimana perasaan tentangnya. Umpan balik dapat juga meminta orang untuk mengubah perilaku mereka guna mencegah berulangnya hasil yang negative. Dan umpan balik yang lengkap mencakup suatu rujukan pada akibat – apa yang mungkin terjadi seandainya perilaku tersebut berubah dan apa yang mungkin terjadi seandainya tidak.

Menilai Kesiapan

Kebanyakan orang tidak meminta umpan balik, walaupun mereka mungkin seharusnya melakukannya. Namun, dalam kebanyakan hal, jika didekati semestinya, orang biasanya bersedia mendengarkan reaksi anda terhadap apa yang mereka perbuat dan katakana. Mereka harus bersedia mendengarkan, atau anda akhirnya akan menguliahi mereka, bukannya berbicara dengan mereka. Jika anda mempunyai anak remaja, anda tentutahu persis apa yang saya maksud.

Memenuhi kebutuhan: Orang lebih mau menerima umpan balik jika mereka melihat bahwa umpan balik itu akan memenuhi kebutuhan mereka.

Memastikan keakuratan: Priksalah keakuratan persepsi anda untuk mencegah diskusi yang salah arah yang dapat menimbulkan perasaan tidak enak.

Melibatkan Lawan Bicara: Jika anda dan lawan bicara anda terlibat percekcokan dan sama- sama terpaku dalam percekcokan itu. Maka, berikanlah pilihan kada lawan bicara anda untuk mengambil tindakan koreksi atau tida melakukan apapun sama sekali,anda menawar untuk membagi tanggung jawab.

Menerima Umpan Balik : Orang lain akan menjadi lebih mau menerima umpan balik dari anda seandainya mereka tahu bahwa apapun bersedia menerima umpan balik. Jika anda menjadi defensive atau argumentative, andapun melangkah melewati garis dari konfrontasi destruktif.

Menggunakan Pernyataan – Saya

Pernyataan Saya memberikan isi yang seharusnya memang ada umpan balik. Selain itu, karena umpan balik merupakan suatu laporan tentang bagaimana sesuatu telah mempengaruhi anda, pemakaian Pernyataan-Saya sewaktu memberikan umpan balik mencegah banyak penghalang bagi penyelesaian konflik.

Empat Bagian untuk Pernyataan-Saya yang Efektif

  1. Apa yang anda alami dan apa yang anda rasakan
  2. Apa yang anda rasakan tentang pengalaman anda (apa yang anda sukai atau tidak sukai),dan mengapa.
  3. Apa yang anda ingin lihat agar terjadi dengan cara yang berbeda pada masa dating (apa yang anda perlukan dari lawan bicara).
  4. Konsekuensi yang anda lihat seandainya tidak ada perubahan.

Menggunakan Pernyataan Saya untuk memberikan umpan Balik: pernyataan-Saya menuntun umpan balik anda menuju target yang tepat: perilaku, perasaan, dan hasil yang dikehendaki. Berikut adalah enam buah pedoman dasar untuk membuat umpan balik :

1. Gunakan kata kerja aksi, dan bukan bentuk kata kerja penghubung. Katakan, “Ketika Kau menelepon,” “Kupikir,” “Kurasa” “Aku ingin mengusahakan,” dan bukan, “Kau adalah”.

2. Hindari pemberian label pada orang lain atau membuat tuduhan. Katakan, “Kupikir kau memintaku berbohong”.

3. Ketika berbicara tentang apa yang dilakukan seseorang, tanganilah apa yang diamati.

4. Bersikap spesifik dan berespons terhadap suatu situasi sesegera mungkin sesudah situasi itu mempengauhi hati;

5. Bersikap jujur dan berterus terang, hadapi persoalan-persoalan yang langsung memengaruhi anda yang terhadapnya anda memiliki pengetahuan pribadi, tetapi jangan bertindak brutaldan tak peduli.

6. sebutkan konsekuensinya kalau tidak berbuat apapun mengenai situasinya.

Mendengarkan Umpan Balik

Katakan yang sebenarnya, tebuka, berterus terang, berikan umpan balik. Itu semua adalah nasihan yang bagus, tetapi jika anda berhenti di sana, tidak ada yang akan terjadi untuk membuat kehidupan di antara anda dan orang dengan siapa terlibat konflik menjadi lebih baik.,Membiarkan orang lain mejajaki posisi anda juga membantu anda sendiri, menyingkap asumsi yang benar sekaligus keliru.

Mendengar Yang Tidak Efektif

Berbicara tentang persepsi atau perasaan anda adalah setengah dari persamaan tersebut; kemampuan mendengarkan dengan baik adalah setengah yang lain. Mendengarkan aktif – berpartisipasi dalam percakapan lawan bicara tanpa mengalihkan ke topic lain atau ke diri anda sendiri.

Mendengarkan aktif

Mendengar aktif adalah metode paling efektif untuk mengerti apa yang orang katakan kepada anda.

Umpan Balik Yang Tepat : Dialog di dasarkan pada pengertian dua pembicara mengenai perspektif satu sama lain. Ketika perspektif itu di defenisikan sangat jelas, kedua pihak mampu mengidentifikasi pokok-pokok dimana perspektif mereka bertumpang tindih, danjuga pokok-pokok dimana mereka bertentangan satu sama lain.

Umpan Balik Informasional dan Reflektif

1. Umpan Balik Informasional : Parafrase, mengatakan kepada lawan bicara apa yang anda pikir orang lain itu katakana.

2. Umpan Balik reflektif : Menyatakan isyarat yang anda terima dari lawan bicara mengenai bagaimana perasaannya mengenai apa yang dikatakan.

Tidak ada komentar: