Kamis, 17 September 2009

MENYIMAK

1. PENGERTIAN, TUJUAN, DAN PERANAN MENYIMAK Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. “ Menyimak melinbatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian. Bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimakpun harus diperhitungkan dalam menentukan maknanya. Tujuan yang bersifat umum itu dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan. Perbedaan dalam tujuan menyebabkan perbedaan dalam aktivitas menyimak yang bersangkutan. Salah satu klasifikasi tujuan menyimak adalah seperti pembagian berikut yaitu menyimak untuk tujuan : mendapatkan fakta menganalisis fakta mengevaluasi fakta mendapatkan inspirasi menghibur diri meningkatkan kemampuan berbicara Uraian tersebut di atas menggambarkan secara umum betapa fungsionalnya kegiatan menyimak bagi kehidupan manusia. Bila diperinci, peranan menyimak tersebut hasilnya seperti berikut. Menyimak berperan sebagai: landasan belajar berbahasa penunjang keterampilan berbicara, membaca, dan menulis pelancar komunikasi lisan penambah informasi Melalui proses menyimak, orang dapat menguasai pengucapan fonem, kosa kata, dan kalimat. Pemahaman terhadap fonem, kata, dan kalimat serta menghafalkannya dalam berbicara. Semakin banyak yang bersangkutan menyimak, meniru, dan berlatih berbicara, semakin cepat ia menguasai bahasa yang dipelajarinya. Melalui proses menyimak, orang dapat menguasai pengucapan fonem, kosa kata, dan kalimat. Pemahaman terhadap fonem, kata dan kalimat ini sangat membantu yang bersangkutan dalam kegiatan berbicara, membaca, ataupun menulis. Menyimak merupakan salah satu sarana ampuh dalam menjaring informasi. Berbagai ragam pengetahuan atau informasi dapat dikuasai melalui menyimak. Kita dapat menyimak siaran radio dan televisi, pembicaraan para ahli dalam diskusi, seminar, konvensi, atau pertemuan ilmiah. Kita pun dapat mengundang para pakar di bidangnya berceramah dan ceramahnya kita simak. Karena itu dapatlah disimpulkan bahwa salah satu peranan menyimak adalah sebagai penambah informasi. 2. MENYIMAK SEBAGAI SUATU PROSES PENUNJANG DAN KEMAMPUAN PENUNJANGNYA Pada hakikatnya, menyimak berarti mendengarkan dan memahami bunyi bahasa. Namun sebelum sampai kepada taraf pemahaman, yang bersangkutan harus menapaki jalan yang berliku-liku. Artinya, yang bersangkutan harus berupaya bersungguh-sungguh. Kenyataan ini membuktikan bahwa menyimak sebenarnya bersifat aktif. Setiap orang yang terlibat dalam proses menyimak harus menggunakan sejumlah kemampuan. Jumlah kemampuan yang digunakan itu sesuai dengan aktivitas penyimak. Pada saat penyimak menangkap bunyi bahasa, yang bersangkutan harus menggunakan kemampuan memusatkan perhatian. Bunyi yang ditangkap perlu diidentifikasi. Pada situasi ini diperlukan kemampuan mengevaluasi. Melalui kegiatan menilai ini, maka si penyimak sampai pada tahap mengambil keputusan apakah dia menerima, meragukan, atau menolak isi bahan simakan. Kecermatan managgapi isi bahan simakan membutuhkan kemampuan mereaksi atau menanggapi. Berdasarkan keteraguan dan pendapat para ahli pengajaran bahasa tersebut di atas penyusun modul ini berkesimpulan bahwa menyimak adalah suatu proses. Proses menyimak tersebut mencakup enam tahap, yakni: mendengar mengidentifikasikan menginterpretasi memahami menilai menanggapi Dalam tahap mendengar, penyimak berusaha menagkap pesan pembicara yang sudah diterjemahkan dalam bentuk bunyi bahasa. Untuk menangkap bunyi bahasaitu diperlukan telinga yang peka dan perhatian terpusat. Bunyi yang sudah ditangkap perlu diidentifikasi, dikenali dan dikelompokkan menjadi suku kata, kata, kelompk kata, kalimat, paragraf, atau wacana. Pengidentifikasian bunyi bahasa akan semakin sempurna apabila penyimak memiliki kemampuan linguistik. Kemudian, bunyi bahasa itu perlu diinterprestasikan maknannya. Perlu diupayakan agar interpretasi makna ini sesuai atau mendekati makna yang dimaksudkan oleh pembicara. Setelah proses penginterpretasian makna selesai, maka penyimak dituntut untuk memahami atau menghayati makna itu. Hal ini sangat perlu buat langkah berikutnya, yakni penilaian. Makna pesan yang sudah dipahami kemudian ditelaah, dikaji, dipertimbangkan, dikaitkan dengan pengalaman, dan pengetahuan penyimak. Kualitas hasil penilaian sangat tergantung kepada kualitas pengetahuan dan pengetahuan penyimak. Tahap akhir dari proses menyimak ialah menanggapi makna pesan yang telah selesai dinilai. Tanggapan atau reaksi penyimak terhadap pesan yang diterimanya dapat berujud berbagai bentuk seperti mengagguk-angguk tanda setuju, mencibir atau mengerjakan sesuatu. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam setiap fase penyimak diperlukan kemampuan tertentu. Kemampuan inilah yang dimaksud dengan kemampuan penunjang menyimak. Menurut pengamatan penulis, paling sedikit ada tujuh kemampuan penunjang penyimak yaitu : kemampuan memusatkan perhatian kemampuan mengingat kemampuan menangkap bunyi kemampuan linguistik kemampuan nonlinguistik kemampuan menilai kemampuan menanggapi 3. JENIS-JENIS MENYIMAK Menurut pengamatan penulis, paling sedikit ada tujuh titik pandang yang digunakan sebagai dasar pengklasifikasian menyimak. Ketujuh titik pandang itu adalah : 1. sumber suara 2. taraf aktivitas menyimak 3. taraf hasil simakan 4. keterbatasan penyimak dan kemampuan khusus 5. cara penyimakan bahan simakan 6. tujuan menyimak 7. tujuan spesifik Berdasarkan sumber suara yang disimak, dikenal dua jenis nama penyimak yaitu intrapersonal listening atau menyimak intrapribadi dan interpersonal listening atau menyimak antarpribadi. Sumber suara yang disimak dapat berasal dari diri kita sendiri. Ini terjadi di saat kita menyendiri merenungkam nasib diri, menyesali perbuatan sendiri, atau berkata-kata dengan diri sendiri. Jenis menyimak yang seperti inilah yang disebut intrapersonal listening. Sumber suara yang disimak dapat pula berasal dari luar diri penyimak. Menyimak yang seperti inilah yang paling banyak kita lakukan misalnya dalam percakapan, diskusi, seminar, dan sebagainya. Jenis menyimak yang seperti ini disebut inter personal listening. Taraf aktivitas penyimak dalam menyimak dapat dibedakan atas kegiatan bertaraf rendah dan bertaraf tinggi. Dalam aktivitas bertarf rendah penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang pembicaraan. Taraf hasil simakan bervariasi merentang mulai dari taraf terendah sampai taraf mendalam. Berdasarkan taraf hasil simakan tersebut dikenal sembilan jenis penyimak. Yaitu : 1. Menyimak tanpa mereaksi 2. Menyimak terputus-putus 3. Menyimak terpusat 4. Menyimak pasif 5. Menyimak dangkal 6. Menyimak untuk membandingkan 7. Menyimak organisasi materi 8. Menyimak kritis 9. Menyimak kreatif & apresiatif Komisi kurikulum pengajaran bahasa Inggris di Amerika Serikat melandaskan klasifikasi menyimak pada taraf hasil simakan dan keterampilan khusus yang diperlukan dalam menyimak. Menurut komisi tersebut ada empat jenis menyimak. Nama setiap jenis menyimak beserta alasannya seperti di bawah ini : 1. Menyimak marginal : Menyimak marginal atau sekelumit, biasa juga disebut menyimak pasif. Orang yang sedang belajar sambil mendengarkan siaran radio adalah contoh menyimak marginal. Perhatian menyimak terhadap siaran radio hanya sambilan, sedikit atau kecil. 2. Menyimak apresiatif. Penyimak larut dalam bahan yang disimaknya. Ia terpaku dan terpukau dalam menikmati drmatisasi cerita atau puis, dalam menyimak pemecahan masalah yang disajikan secara orisinil oleh pembicara. Ecara imajinatif penyimak seolah-olah ikut mengalami, merasakan, melakukan karakter pelaku cerita yang dilisankan. 3. Menyimak atentif. Penyimak dalam menyimak atentif dituntut memahami secara tepat isi bahan simakan. Misalnya menyimak isi petunjuk, pengumuman dan perkenalan.salah satu karateristik jenis menyimak ini ialah penyimak tidak berpartisipasi secara langsung seperti dalam percakapan, diskusi, tanya jawab dan sejenisnya. 4. Menyimak analisis : Penyimak mempertimbangkan, menelaah, mengkaji isi bahan simakan yang diterimanya. Bila diperlukan, isi simakan dibandingkan dan dipertentangkan dengan pengalaman dan pengetahuan penyimak. Jenis menyimak ini perlu dikuasai oleh siswa atau mahasiswa agar mereka dapat menilai secara kritis apa yang mereka simak. Klasifikasi menyimak dapat pula didasarkan kepada cara penyimakan bahan simakan. Cara menyimak isi bahan simakan mempengaruhi kedalaman dan keluasan hasil simakan. Berdasarkan cara penyimakan dikenal dua jenis menyimak : Menyimak Intensif. Penyimak memahami secara terinci, teliti dan mendalam bahan yang disimak. Menyimak intensif mencakup menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksploratori, menyimak interogatif, dan menyimak selektif. Menyimak Ekstensif. Penyimak memahami isi bahan simakan secara sepintas, umum, dalam garis besar, atau butir-butir penting tertentu. Menyimak ekstensif meliputi menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetis, dan menyimak pasif. Tidyman dan Butterfield mengklasifikasikan menyimak atas dasar tujuan menyimak. Hasil pengklasifikasian mereka menghasilkan tujuh jenis menyimak : 1. Menyimak sederhana : menyimak sederhana terjadi dalam percakapan dengan teman atau bertelepon. 2. Menyimak diskriminatif : Menyimak untuk membedakan suara, perubahan suara seperti membedakan suara burung, suara mobil, suara orang dalam senang, marah, atau kecewa. 3. Menyimak santai : Menyimak untuk tujuan kesenangan misalnya pembacaan puisi, cerita pendek, rekaman dagelan atau lawak. 4. Menyimak informatif : Menyimak untuk mencari informasi seperti menyimak pengumuman, jawaban pertanyaan, mendaftar ide dsb. 5. Menyimak literatur : Menyimak untuk mengorganisasikan ide seperti penyusunan materi dari berbagai sumber, pembahasan hasil penemuan, merangkum, membedakan butir-butir dalam pidato, mencari penjelasan butir tertentu. 6. Menyimak kritis : Menyimak untuk menganalisis tujuan pembicara, misalnya dalam diskusi, perdebatan, percakapan, khotbah atau untuk mengetahui penyimpangan emosi, melebih-lebihkan propaganda, kejengkelan, kebingungan dan sebagainya. Logan dan kawan-kawan mengklasifikasikan menyimak atas dasar tujuan juga, yakni tujuan khusus. Menurut mereka ada tujuh jenis menyimak yang perlu dikembangkan melalui pengajaran bahasa bagi siswa di sekolah. Jenis dan penjelasan setiap menyimak tersebut adalah : 1. Menyimak untuk belajar : Melalui kegiatan menyimak seseorang mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan. Misalnya para siswa menyimak ceramah guru sejarah, guru bahasa Indonesia, botani dan sebagainya; mahasiswa mendengarkan siaran radio, televisi, diskusi dan sebagainya. 2. Menyimak untuk menghibur : Penyimak, menyimak sesuatu untuk menghibur dirinya, misalnya, menyimak pembacaan cerita-cerita lucu, dagelan, pertunjukan sandiwara, film dan sebagainya. 3. Menyimak untuk menilai : Penyimak mendengarkan dan memahami isi simakan kemudian menelaah, mengkaji, menguji, membandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan menyimak. 4. Menyimak apresiatif : Penyimak memahami, menghayati, mengapresiasi isi bahan simakan. Misalnya menyimak pembacaan puisi, cerita pendek, roman, menyimak pertunjukan sandiwara dan lain-lain. 5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide dan perasaan : Penyimak memahami, merasakan ide, gagasan, perasaan pembicara sehingga terjadi sambung rasa antara pembicara dengan pendengar. 6. Menyimak diskriminatif : Menyimak untuk membedakan bunyi, suara. Dalam belajar bahasa Inggris misalnya siswa harus dapat membedakan bunyi [ i ] dan [i:]. 7. Menyimak pemecahan masalah : Penyimak mengikuti uraian pemecahan masalah secara kreatif dan analitis yang disampaikan oleh pembicara. Mungkin juga penyimak dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, secara kreatif dan analitis setelah yang bersangkutan mendapat informasi dari menyimak sesuatu. ( Logan dan kawan-kawan, Creative Communication, Teaching The Language Arts, Mc Grawa Hill Ryerson Limited, Montreal, Canada, 1972, hal 42 ). 4. FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN MENYIMAK Dalam bagian pertama sudah disinggung bahwa menyimak sangat fungsional dalam kehidupan sehari-hari manusia. Artinya, setiap insan tak akan terlepas dari kegiatan menyimak. Rakyat jelata menyimak, para pedagang menyimak, mahasiswa dan pelajar sering harus menyimak dosen atau gurunya, para ilmuwanpun harus menyimak dalam berbagai kegiatan seperti pidato ilmiah, seminar, diskusi, dan sebagainya. Kegiatan menyimak selalu terjadi dimana saja, kapan saja, dan dilakukan oleh siapa saja. Karena sering dikatakan orang bahwa efektivitas menyimak bergantung kepada sejumlah faktor. Salah seorang ahli bahasa mengklarifikasikan faktor-faktor itu menjadi empat bagian, yaitu: Pembicara Pembicaraan Situasi Penyimak Pembicara adalah orang yang menyampaikan pesan, ide, informasi kepada para pendengar melalui bahasa lisan. Kualitas pembicara, keahliannya, karismanya, dan kepaopulerannya sangat berpengaruh kepada para pendengarnya. Karena itu ada sejumlah tuntutan yang dialamatkan kepada pembicara seperti: 1. Penguasaan materi: Pembicara harus menguasai, memahami, menghayati, benar-benar materi yang akan disampaikannya kepada para pendengar. Akan lebih baik apabila pembicara adalah pakar, dalam bidang yang disampaikan tersebut. 2. Berbahasa baik dan benar: Pembicara harus menyampaikan materi pembicaraannya dalam bahasa yang baik dan benar. Ucapan jelas, intonasi tepat, susunan kalimat sederhana dan benar, pilihan kata atau istilah tepat. Bahasa yang digunakan pembicara dalam menyampaikan materi pembicaraan menarik, sederhana, efektif, dan sesuai dengan taraf pendengarnya. 3. Percaya diri: Pembicara haru percaya akan kemampuan diri sendiri. Pembicara yang yakin akan kemampuan dirinya akan tampil dengan mantap dan meyakinkan pendengar. 4. Berbicara sistematis: Pembicara harus berbahasa sistematis. Bahan yang disampaikan harus tersusun secara sistematis dan mudah dimengerti. 5. Gaya bahasa menarik: Pembicara harus tampil dengan gaya yang menarik dan simpatik. Yang bersangkutan harus menghindari tingkah laku yang dibuat-buat atau berlebih-lebihan. Pembicara yang terlalu “over acting” akan membuat pendengarnya beralih dari isi pesan yang disampaikan kepada tingkah laku yang dianggap aneh itu. 6. Kontak dnegan pendengar: Pembicara harus menjalin kontak dengan pendengarnya. Pembicara menghargai, menghormati, serta menguasai para pendengarnya. Pembicaraan adalah materi, isi, pesan, atau informasi yang hendak disampaikan oleh seseorang pembicara kepada pendengarnya. Pembicaraan yang baik harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti: Aktual Bermakna Dalam pusat minat mendengar Sistematis Seimbang Situasi dalam menyimak diartikan segala sesuatu yang menyertai peristiwa menyimak di luar pembicara, pembicaraan, dan menyimak. Situasi tersebut sangatlah berpengaruh dan menentukan kefektifan menyimak. Beberapa hal yan pantas diperhatikan, yang termasuk kategori situasi dalam proses menyimak, antara lain: Ruangan WaktuTenang Peralatan Peristiwa menyimak yang berlangsung dalam ruangan yang baik, waktu yang tepat, suasana tenteram, nyaman, dan menyenangkan serta dilengkapi dengan peralatan yang fungsional dapat diharapkan hasilnya yang efektif. Penyimak adalah orang yang mendengarkan dan memahami isi bahan simakan yang disampaikan oleh pembicara dalam suatu peristiwa menyimak. Dibandingkan dengan faktor pembicara, pembicaraan dan situasi, faktor penyimak adalah yang terpenting dan paling menentukan keefektifan dalam peristiwa menyimak. Sebab, walau ketiga faktor yang pertama sudah memenuhi segala persyaratan, bila si penyimak tidak mau menyimak maka sia-sialah semuanya. Sebaliknya biarpun ketiga faktor yang pertama kurang memadai, kurang sempurna, asal si penyimak berusaha sungguh-sungguh, tekun, dan kerja keras maka keefektifan menyimak dapat tercapai. Hal-hal yang perlu diperhatikan menyangkut diri penyimak antara lain: Kondisi fisik dan mental penyimak dalam keadaan baik dan stabil. Penyimak harus dapat memusatkan pikirannya terhadap bahan simakan Penyimak harus bertujuan dalam penyimak. Penyimak hendaknya berminat, atau mengusahakan meminati bahan yang disimaknya. Mempunyai kemampuan linguistik dan nonlinguistik Berpengalaman luas dan berpengetahuan 5. CIRI MENYIMAK IDEAL DAN DUGA DAYA SIMAK Pengenalan, pemahaman, dan penghayatan ciri-ciri penyimak yang baik atau ideal sangat berguna bagi setiap penyimak. Bagi penyimak yang belum berpengalaman, pengetahuan tentang ciri penyimak ideal itu dapat digunakan sebagai pedoman dalam melatih diri menjadi penyimak yang ideal. Bagi penyimak yang sudah berpengalaman, pengetahuan tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbandingan. Yang bersangkutaan dapat menggunakan hal yang dianggap perlu dan membuang hal yang dianggap tak perlu. Dari hasil pengamatan penulis, paling sedikit ada lima belas ciri penyimak ideal. Berikut ini akan disajikan ciri-ciri tersebut beserta penjelasannya. (1) Siap fisik dan mental (2) Berkonsentrasi (3) Bermotivasi (4) Objektif (5) Menyeluruh (6) Menghargai pembicara (7) Selektif (8) Sungguh-sungguh (9) Tak mudah terganggu (10) Cepat menyesuaikan diri (11) Kenal arah pembicaraan (12) Kontak dengan pembicara (13) Merangkum (14) Menilai (15) Merespons Duga daya simak diri berisi sebelas pertanyaan pada diri sendiri yang dapat dijawab dengan ya atau tidak. Bila semua pertanyaan itu dapat dijawab dengan ya, artinya Anda mempunyai daya simak tinggi. Sebaliknya bila pertanyaan itu dijawab tidak, Anda mempunyai daya simak yang rendah. Duga Daya Simak Diri 1. Siapkah saya untuk menyimak? (1) Sudahkah saya duduk di tempat yang nyaman dna strategis sehingga saya dapat melihat dan mendengarkan si pembicara (2) Terarahkah pandangan saya kepada pembicara? 2. Berkonsentrasilah saya terhadap pembicaraan yang akan disampaikan? (1) Dapatkah menyingkirkan pikiran lain pada saat ini? (2) Siapkah saya memikirkan topik pembicaran dan menghubungkannya dengan pengetahuan siap saya mengenai hal itu? (3) Bersiapkah saya belajar lebih lanjut mengenai topik yang akan disampaikan? 3. Siapkah saya memulai menyimak? (1) Pada menit-menit pertama, sadarkah saya ke mana dibawa oleh pembicara? (2) Dapatkah saya temukan ide pusat sehingga saya dapat mengikutinya sepanjang pembicaraan? 4. Dapatkah saya temukan ide penunjang ide pusat atau pokok? (1) Saya manfaatkankah petunjuk-petunjuk pembicara (seperti yang pertama, yang terpenting dan sebagainya) guna membantu menyusun ide-ide dalam pikiran saya? 5. Setalah pembicaraan selesai, sudahkah saya evaluasi pembicaraan pembicara? (1) Sesuaikah pengetahuan baru itu (hasil simakan) dengan pengetahuan siap saya? (2) Saya pertimbangkan setiap ide yang disampaikan pembicara sehingga saya dapat mengatakan setuju atau tidak setuju dengan pembicara? 6. MENINGKATKAN DAYA SIMAK Setiap manusia dialhirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi pembawaan sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak. Potensi harus dibina dan dikembangkan. Melalui latihan menyimak yang terarah dan berkesinambungan, potensi tadi dapat berwujud menjadi kemampuan menyimak yang nyata. Tanpa pembinaan dan pengembangan, potensi tersebut tetap berupa potensi tertutup. Tidak timbuh, ataumati. Walaupun manusia berlatih menyimak, kemampuan menyimaknya terbatas. Keterbatasan itu dosebabkan oleh daya tangkapnya yang terbatas dan daya ingatannya terbatas pula. Para ahli memperkirakan orang yang cukup mendapat latihan menyimak, dlam kondisi fisik yang segar dan mental yang stabil, hanya dpat menangkap isi bahan simakan 50%. Dalam dua bulan berikutnya yang diingat hanya setengahnya. Mungkin dalam dua bulan berikutnya sisanya sudah menghilang pula. Lima cara untuk mempertajam daya simak. Kelima cara tersebut adalah: (1) Simak-ulang ucap (2) Identifikasi kata kunci (3) Parafrase (4) Merangkum (5) Menjawab pertanyaan. 7. BAHAN PENGAJARAN MENYIMAK Teori tidak selamanya sejalan dengan prakteknya. Buktinya, tergambar dalam pengajaran menyimak. Kita sudah mengetahui bahwa menyimak sangat fungsional dalam kehidupan manusia. Pengajaran bahasa, baik bahasa pertama ataupun bahasa kedua, harus berlandaskan menyimak. Menyimak juga memperlancar ketrampilan berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak juga sangat penting dalam memperlancar komunikasi lisan. Menyimak adalah sarana ampuh dalam mengumpulkan informasi. Sebenarnya menyusun bahan pengajaran menyimka tidak sesukar yang diduga. Hampir sama bahan pengajaran pokok bahasan yang ada dapt dijadikan bahan pengajaran menyimak. Semua bahan pengajaran yang tertulis dialihkan dalam bentuk suara maka jadilah bahan tersebut menjadi bahan pengajaran menyimak. Bahan pengajaran membaca yang sudah ada dapat dijadikan sebagai bahan pengajaran menyimak. Caranya dengan mengubah bentuk tetulis menjadi bentuk lisan. 8. METODE PENGAJARAN MENYIMAK Disamping menguasai materi pelajaran, pengajar dituntut terampil menyampaikan materi itu kepada siswa. Cara penyampaian materi itu disebut dengan istilah metode pengajaran. Keterampilan menyampaikan bahan itu akan tercapai apabila pengajar sudah mengenal, mengetahui, dan dapat menerapkan berbagai metode pengajaran sehingga dapat menguntungkan pengajar tersebut antara lain: a. Pengajaran Menyimak Bervariasi Pengajaran menyimak dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Metode yang dipilih sangat bergantung kepada pengajar dengan mempertimbangkan tujuan, bahan,dan keterampilan proses yang ingin dikembangkan. Pengajaran menyimak yang bervariasi sangat menunjang minat dan gairah belajar. Proses belajar yang dilandasi oleh minat dan gairah dapat diharapkan akan berhasil. b. Memecahkan Berbagai Masalah Pemilihan dan penerapan metode pengajaran menyimak yang tepat akan dapat menanggulangi berbagai masalah seperti: a. Jumlah yang belajar terlalu banyak b. Perbedaan kemmpuan individu c. Materi pelajaran yang kurang menarik d. Lingkungan belajar yang kurang menarik c. Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pengajar yang memiliki pengetahuan dan keterampilan menggunakan berbagai teknik pengajaran menyimak akan tampil lebih meyakinkan, percaya diri, dan menarik. d. Membangun Suasana Belajar Yang Baik Pemilihan dan penerapan metode pengajaran menyimak yang tepat akan menumbuhkan suasana belajar-mengajar yang baik. e. Memusatkan Perhatian Pemilihan dan penerapan metode pengajaran menyimak yang tepat membuat perhatian terpusat pada pelajaran. f. Penyampaian Materi Pelajaran Terarah Pemilihan dan penerapan metode pengajaran menyimak yang tepat menjamin penyampaian materi pejaran lebih terarah, efisien dan efektif. g. Pengajaran Lebih Berhasil Pemilihan dan penerapan metode pengajaran meenyimak yang lebi tepat lebih menjamin tercapainya tujuan pengajaran. Ini berarti pengajarn pun akan berhasil dengan baik. Apabila anda rajin membuka-buka buku pengajaran bahasa, Anda akan menemukan bermacam-macam metode pengajaran bahasa. Sebagian dari metode tersebut digunakan sebagai metode pengajaran menyimak. Berikut ini disajikan sejumlah metode pengajaran menyimak. (1) Simak - Ulang Ucap (2) Simak – Kerjakan (3) Simak – Terka (4) Simak – Tulis (5) Memperluas kalimat (6) Bisik Berantai (7) Identifikasi Kata Kunci (8) Identifikasi Kalimat Topik (9) Menjawab Pertanyaan (10) Menyelesaikan Cerita (11) Merangkum (12) Parafrase